Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Nama : Tika Syifa A
NPM : 57415646
Kelas : 3IA22
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Nama : Tika Syifa A
NPM : 57415646
Kelas : 3IA22
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Jurnal 1 :
Visual Communication Design As a Form of Public Pedagogy
Oleh :
Meghan Kelly
Pembahasan :
Pembelajaran desain komunikasi visual di ruang publik seperti museum sebagai
tempat belajar informal yang tujuannya adalah untuk pengunjung, siapa yang akan
terlibat dalam maknanya sendiri dalam menanggapi pameran, untuk menerima pesan
yang dimaksudkan yang ditentukan oleh kurator dan dibuat oleh perancang dalam
mode visual. Hubungan yang kuat anatar desain dan pembelajaran komunikasi
visual dapat ditunjukkan di museum, dimana strategi perancangan diakui penting
untuk menciptakan pengalaman pengunjung yang menarik. Premis mendasarnya adalah
desain penting untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan meningkatkan
kapasitas penerima untuk terlibat dengan informasi dan belajar dari komunikasi.
Untuk alasan ini, desain komunikasi visual dapat diidentifikasikan sebagai
bentuk pedagogi publik. Pedagogi publik adalah bidang penelitian yang meneliti
kekuatan edukatif media, budaya dan masyarakat populer dan beragamnya cara
budaya berfungsi sebagai entitas edukatif. Namun, ketika pengunjung berada di
museum, sebagian pengunjung hanya bersenang-senang dan sebagiannya lagi
bertujuan untuk mendapatkan pembelajaran dan rasa ingin tahu mengenai budaya,
sejarah, maupun pesan yang disampaikan dalam bentuk seni. Maka dari itu,
pedagogi publik dalam keterlibatan museum berusaha untuk menciptakan cara
belajar informal yang menghibur yaitu keseimbangan antara kebutuhan hiburan
pengunjung dan peran pendidikan museum. Tujuannya agar penerima menerima dan
memahami pesan yang dimaksud.
Jurnal 2 :
Perancangan Multimedia Museum Arun LNG
Oleh :
Fadhel Adam
Pembahasan :
Pada jurnal ini menggunakkan museum sebegai media pembelajaran mengenai sejarah
dan budaya lokal. Perancang membuat museum menjadi interaktif dengan
menggunakan teknologi yang canggih, agar pengunjung tidak hanya untuk belajar
tetapi juga bisa memenuhi kebutuhan hiburan dari segi audio visual. Sebelum
pembuatan video perancang melakukan penelitian mengenai sejarah dari PT Arun
LNG, setelah melakukan penelitian dilanjutkan ke tahao produksi atau pembuatan
video. Perancang juga sudah membagi beberapa area, yaitu area untuk mendapatkan
pembelajaran seperti gallery area, multimedia area untuk tempat pembelajaran
sekaligus untuk hiburan dari video interaktif, dan area souvenir untuk
pengunjung yang ingin mengoleksi hasil karya seni dari para pendesain.
Jadi, perbandingan antara jurnal internasional dengan jurnal nasional tentang
pembahasan desain komunikasi visual adalah jurnal internasional menggunakan
padegogy publik untuk museum tersebut sebagai media pembelajaran yang informal
sedangkan jurnal nasional tidak berbeda jauh dengan jurnal internasional yang
mengunakan museum sebagai tempat publik untuk belajar mengenai sejarah maupun
budaya lokal. Pada jurnal kedua perancang menggunakan prinsip museum interaktif
sehingga pengunjung mendapatkan ilmu sekaligus memenuhi kebutuhan hiburan.
Namun, pada kedua jurnal tersebut memiliki beberapa perbedaan seperti pada
jurnal pertama lebih mementingkan bagaimana cara perancang museum bisa membagi
keseimbangan antara kebutuhan hiburan pengunjung dan peran pendidikan museum,
dan pesan yang dapat diterima dari desain atau seni tersebut. Sedangkan pada
jurnal kedua mementingkan sejarah dari tempat tersebut dengan melakukan tahap
penelitian atau bisa disebut juga untuk mengingat kembali masa-masa jaya atau
sejarah dari tempat tersebut dengan penyampaiannya melalui komunikasi visual.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar